Pertama-tama, saya ucapkan Selamat Idul Fitri untuk semua teman-teman Muslim. Semoga semua amal ibadah teman-teman selama Bulan Suci Ramadhan, diterima olehNYA.
Saya seorang Katolik. Apa yang saya tahu soal berpuasa?
Di Katolik, selama 40 hari sebelum Paskah (Kebangkitan Yesus), ada masa Pra-Paskah. Selama inilah, Umat Katolik di seluruh dunia diminta untuk berpuasa dan berpantang. Karena saya bukan seorang Muslim, maka saya tidak akan membahas arti berpuasa di Agama Islam. Tapi kalau dari yang saya tahu, maksud dan tujuan utama berpuasa di Katolik adalah untuk kita menahan nafsu, untuk kita menjalankan kontrol terhadap diri sendiri.
Dulu, saya puasanya bolong-bolong, dengan berjuta alasan. Tapi, sudah beberapa tahun terakhir, saya bukan saja berusaha untuk memenuhi kewajiban berpuasa dan berpantang yang diminta oleh Gereja, tapi saya melakukan hal “extra mile”, alias saya berpuasa dan berpantang selama 40 hari penuh. Kenapa? Karena saya ingin menantang diri saya: Apakah saya bisa untuk mengontrol diri saya sendiri? Selain hanya makan kenyang 1x selama setiap 24 jam, saya juga berpantang makan segala jenis daging dan berpantang membuka media sosial.
Susah? Sebelum saya melakukannya, saya sempat berpikir bahwa berpantang media sosial akan sangat sulit karena saya kan biasanya harus posting untuk menginspirasi orang lain, saya juga harus posting promosi-promosi event dan program-programnya YOT. Tapi, ternyata, sejak hari pertama saya lakukan puasa dan pantang (pada Hari Rabu Abu), saya ngga ngerasa susah sama sekali.
Kalau niatnya jelas dari awal, semua hal bisa kita lakukan. Saya malah merasa lebih punya banyak waktu untuk melakukan hal lain, diantaranya menulis notes di youngontop.com, dan juga akhirnya berlanjut di billyboen.com ini. Saya juga berhasil membaca beberapa buku. Saya juga merasa punya waktu lebih banyak untuk mencari berita lewat google. Saya jadi punya banyak waktu untuk ngobrol dan menghabiskan waktu bersama wifey.
Paskah untuk Umat Katolik sama dengan Idul Fitri untuk Umat Muslim; sama-sama dirayakan sebagai Hari Kemenangan, dan menjadi akhir dari masa berpuasa.
Apa maksud judul tulisan saya ini?
Dulu, ketika saya masih ngga berpuasa dan berpantang, ketika Paskah, saya ngerasa biasa aja. Ngga ada yang istimewa. Ke Gereja, ya gitu deh rasanya: hampa. Ngga ngerasa ada arti khusus.
Tapi, sejak saya berpuasa dan berpantang melebihi dari apa yang Gereja Katolik wajibkan, saya benar-benar merasa hepi dan bisa merayakan Hari Kemenangan dengan penuh rasa syukur. Paskah menjadi hari yang saya tunggu-tunggu. Ketika Paskah, saya hepi banget dan merasa lega. Saya yakin, teman-teman Muslim juga pasti merasakan hal yang kira-kira sama. Rasa hampa bagi mereka yang puasanya asal-asalan, tapi rasa syukur dan bahagia pasti menyelimuti mereka yang berpuasa penuh selama Bulan Suci Ramadhan.
Saya percaya, melatih diri untuk bisa mengontrol diri sendiri sangatlah penting. Tau ngga kalau semua orang sukses itu punya kemampuan yang luar biasa dalam mengontrol dirinya. Mereka biasanya mampu untuk menahan diri, bersabar, dan bersyukur. Hmmm… Mau sukses? Baca tulisan saya “Kenapa Entrepreneur (bisa) Kaya”.
“Berpuasalah”, untuk menang.
See You ON TOP!
Billy Boen
Twitter: @billyboen | IG: @billyboenYOT | Facebook: @billyboenYOT | Linkedin: Billy Boen
24/5/2020
***Dilarang untuk mengutip keseluruhan maupun sebagian dari BBCNotes yang saya tulis tanpa ijin tertulis dari saya untuk ditulis/diposting di manapun.